[FF Berantai] Flechazo : Comeback

Fleca_zho

Flechazo: Comeback  ||   by Avyhehe

Park Chanyeol and others || Romance, Friendship, Comedy, Fluff, Schoollife || G

Prev: Prolog | Clueless | Drama | Puzzled | The Other Side | Ups! | Heart Attack | Suddenly | Crazy Plan

.

.

.

.

“Hatchi!!” Chanyeol memejamkan matanya rapat-rapat saat Baek Sumin bersin di depan mukanya.  Sejujurnya dia sudah ingin mengambil kesempatan di atas posisi mereka itu, tapi ternyata semuanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasinya.

“Ah, apa yang kulakukan? maafkan aku, sunbae!” Sumin tampak kaget saat menyadari perbuatannya, tidak menyangka akan bersin di depan muka Chanyeol. Dengan perasaan bersalah, diobrak-abriknya tas sekolahnya, dikeluarkannya selembar tisu, lalu diusap-usapkannya tisu tersebut ke muka Chanyeol dengan ekspresi serius.

“Maaf aku tidak sopan,” ujarnya lagi meminta maaf, dan kali ini Chanyeol sudah membuka kedua matanya yang terpejam sejak tadi. Pemuda itu begitu kaget saat mendapati jarak Sumin yang hanya tinggal sejengkal saja darinya, dan seolah-olah terbius oleh sosok gadis itu yang masih sibuk mengelap wajahnya, tubuh Chanyeol langsung membeku seketika seperti patung es. Matanya yang jernih itu, hidungnya yang kecil itu, dan ekspresi yang serius itu… seolah-olah telah menghisap seluruh kesadaran Chanyeol dan menjungkirbalikkan dunianya.

Akhirnya Chanyeol sudah tidak kuat lagi. Tanpa bisa dikontrol olehnya, tangannya pun bergerak sendiri meraih tangan Sumin, dan spontan membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.

“Eh?” mata Sumin membulat kaget, sementara Chanyeol yang baru tersadar segera merutuki perbuatan lancangnya. Tapi karena semuanya sudah terlanjur, Chanyeol tidak punya pilihan lain selain mengalihkan perhatian.  Buru-buru diturunkannya tangan Sumin, diraihnya tisu yang masih dipegang oleh gadis itu, kemudian dia pura-pura mengelap wajahnya sendiri.  “Biar aku saja,” ujar Chanyeol sambil menatap ke arah lain.

Sumin hanya terdiam melihat tingkah sunbae-nya. Dan tanpa sadar, gadis itu terus memperhatikan Chanyeol cukup lama dengan sepasang matanya yang jernih. Ditatap seperti itu, Chanyeol langsung menggaruk tengkuknya salah tingkah.

“Ada yang ingin kau katakan?” tanya Chanyeol heran bercampur was-was, mengingat sifat Sumin yang seolah seperti memiliki kepribadian ganda.  Dia kira gadis itu akan berubah dingin lagi, atau  setidaknya marah-marah padanya karena sikap lancangnya.  Tapi diluar dugaan, Baek Sumin malah melemparkan sebuah senyuman manis yang jarang sekali ditunjukkan olehnya.

“Terimakasih, sunbae. Aku pasti akan membalasmu.”

.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

.

Pagi itu sangat cerah, matahari bersinar dengan terang menghangatkan permukaan bumi, dan kicauan burung  turut menambah indahnya pagi. Namun, segala kenikmatan yang disediakan oleh alam itu rupanya tidak dapat menandingi kenikmatan di dalam kamar Chanyeol.  Dengan jendela tertutup rapat, AC yang menyala maksimal, dan kasur empuk berselimut lapis dua, pemuda itu masih tampak keenakan mengubur dirinya ke dalam bantal, padahal dia sudah harus bersiap pergi ke sekolah.

“HEI, PEMALAS!” teriak seseorang dari luar kamar Chanyeol, “Cepat bangun sekarang juga!!!” perintahnya dengan suara sekeras toa, disusul  dengan gedoran-gedoran pada pintu kamar yang getarannya terasa sampai ke ranjang Chanyeol.

Mengerang malas,  Chanyeol  pun menyibakkan selimut yang membungkusnya dengan sedikit tidak rela. Dia meringkuk di tepian ranjang, mengulet-ulet tubuhnya sebentar, kemudian menguap lebar-lebar seperti kuda nil. Dan akhirnya, setelah berhasil mengumpulkan nyawa, pemuda itu pun berjalan menuju pintu kamarnya, membukanya, dan langsung berjingkat kaget saat mendapati sesosok wanita berwajah masam berdiri di baliknya.

“LAMA SEKALI!!!” sembur Yoora persis di depan mukanya, dan membuat Chanyeol berjingkat  untuk kedua kalinya. Lalu tanpa disadarinya, tiba-tiba saja kakaknya itu melayangkan sebelah tangannya dan menjewer telinganya yang lebar dengan sekuat tenaga.

“Akhhh!” rintih Chanyeol sambil memegangi telinganya yang mulai memerah, “Noona!! apa-apaan ini?! aku memang bangun kesiangan, tapi tidak perlu diperlakukan sebrutal ini!” protesnya.

“Habisnya aku kesal!” omel Yoora tanpa menggubris perkataan adiknya dan malah marah-marah sendiri. “Asal kau tahu saja! pacarmu yang menyebalkan itu terus menelpon ke rumah sejak subuh tadi,  membuatku harus bolak-balik mengangkatnya, dan parahnya  lagi dia menanyakanmu setiap lima menit sekali!!!”

“Hah? pacarku?” Chanyeol melongo heran, berusaha memproses perkataan Yoora dengan otaknya yang masih karatan karena efek bangun pagi , dan detik berikutnya mulutnya langsung membentuk huruf ‘O’.

“Maksudmu Baekhyun?” lanjut Chanyeol memastikan.

“Ya, siapa lagi?!” Yoora memutar matanya. Adiknya itu pun menatapnya dengan bingung.

“untuk apa dia menelponku?”

“Ck,”  wanita itu menggerutu pelan, kemudian segera menyampaikan pesan yang dititipkan Baekhyun dengan malas.“Tadi dia bilang, kau tidak usah berangkat sekolah naik bus dan  tunggu saja di depan rumah–karena dia akan menjemputmu.” Yoora menirukan perkataan Baekhyun. “Heh… Mesra sekali hubungan kalian itu…” cibirnya dengan nada sinis.

“Baekhyun? menjemputku?” Chanyeol semakin heran dan tampak cengo, tapi sepertinya Yoora tidak berniat mengatakan apa-apa lagi dan segera berbalik pergi dengan tampang kesal. Bahkan, sebelum wanita itu sampai di dekat tangga, dia masih sempat-sempatnya mengancam Chanyeol.

“Cepat mandi dan sarapan!! dan awas kalau kau tertidur lagi! karena aku tidak mau diganggu pacarmu itu–jika sewaktu-waktu dia menelpon lagi!” serunya pada adiknya sambil berjalan menuruni tangga.

Chanyeol melongo. Kira-kira untuk apa Baekhyun meneror rumahnya di hari yang masih pagi buta ini? Tapi pada akhirnya dia hanya mengangkat bahunya tidak peduli dan memutuskan untuk segera mandi. Dan baru dua langkah kakinya menuruni tangga, tiba-tiba telinganya menangkap dering telepon dari kejauhan.

“ANGKAT BENDA ITU!!!!” teriak Yoora dari lantai bawah.

Chanyeol hanya mendengus malas, dengan setengah hati dia pun bergegas turun menghampiri ruang keluarga, kemudian mengangkat gagang telepon yang letaknya bersebelahan dengan TV layar lebar.

“PAGI, PARK CHANYEOOOLLL!!!” seru sebuah suara di seberang, membuat Chanyeol harus menjauhkan gagang telepon dari telinganya karena suara si penelpon yang kelewat keras itu.

“Hei! Park Chanyeol! ini Chanyeol, kan?! kenapa tidak mengatakan apa-apa? tolong bunuh aku jika yang mengangkat telepon adalah noona yang galak itu!” berondong si penelpon panjang lebar dan tanpa tahu malu, sementara Park Chanyeol hanya menebah dadanya dan mencoba bersabar.

Akhirnya, setelah memastikan si penelpon berhenti bicara, Chanyeol pun membuka mulutnya dan hendak membalasnya.  Tapi rupanya dia kalah cepat lagi dengan si penelpon. “—HEEIIII Park Chanyeol!!mana suaramu?! Kau sudah bangun, kan?! by the way, aku menelponmu lewat sini karena jatuhnya lebih murah daripada menelpon ponsel, dan—

“Aisshhh! cepat katakan apa maumu itu!” potong Chanyeol kesal, sepertinya kantung kesabarannya sudah habis dan dia tidak ingin berlama-lama mendengar celotehan Baekhyun. “dan katakan keperluanmu itu dengan bahasa yang sesingkat-singkatnya, karena aku harus bersiap pergi ke sekolah!”

Hiks, Chanyeol kejam sekali,” Baekhyun yang ada di seberang terdengar sedih, namun tidak lama karena beberapa saat kemudian gaya pecicilannya kambuh lagi dan dia mulai berbicara dengan mulut berbusa-busa. “Pokoknya, jangan lupa! nanti kau  tidak usah berangkat dulu dan tunggu saja di depan rumah. Aku berencana untuk menjemputmu, karena kemarin sore Hyung-ku yang bekerja di luar kota pulang ke rumah, dan aku bisa meminjam motor antiknya itu untuk beberapa hari ke depan! HAHAHA…” cerocosnya nyaris tanpa jeda dan diakhiri dengan sebuah tawa jahat. Kesemuanya itu dilakukannya dalam satu tarikan napas.

“Hah? Apa? Changwook-hyung sudah pulang? dan… tunggu! aku tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba ingin menjemputku, apa kau merencanakan sesuatu?” selidik Chanyeol penuh curiga, karena biasanya Baekhyun memang banyak maunya. Apalagi temannya itu terkenal memiliki segudang rencana bulus yang  sanggup membuat orang lain geleng-geleng kepala.

“Hohoho… kenapa  berpikiran seperti itu? Aku hanya melakukan  ini  agar setiap berangkat dan pulang sekolah, kau tidak perlu kecapaian lagi di dalam bus. Aku hanya  ingin  misi yang kau jalankan, —Ah! maksudku misi yang KITA jalankan,  bisa dilakukan dengan kondisi yang fit!” timpal Baekhyun semangat. “Bagaimana? aku baik bukan?”

“Haaahh!” Chanyeol mengacak-acak rambutnya depresi, tidak paham dengan kelakuan temannya yang selalu berlebihan itu. “Terserahlah! Lakukan  saja apa maumu!” dan setelah mengatakan itu, dengan resmi Chanyeol menutup sambungan telepon.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

Sudah mandi, sudah wangi, dan sudah rapi jali. Begitulah keadaan Chanyeol  saat ini, dan sekarang dia tengah menunggu kedatangan Baekhyun di depan pagar rumahnya. Sialnya, setelah sebagian besar waktunya tersita lantaran bangun kesiangan dan karena mengangkat telepon dari Baekhyun, kali ini Chanyeol masih harus menunggu kedatangan temannya itu yang lamanya minta ampun. Dan saat dimana Chanyeol memutuskan untuk naik bus saja, barulah pemuda bermarga Byun itu muncul dari kejauhan dan  menampakkan batang hidungnya.

“OOOIIII PARK CHANYEOL!!!” teriak Baekhyun sambil melambaikan sebelah tangannya dari ujung gang, sementara tangannya yang lain sibuk memegang setir motor. Chanyeol menyipitkan matanya karena siluet Baekhyun yang nampak kecil, dan semakin lama Baekhyun mendekat, dirinya semakin tidak tahu  harus berkata apa.

Dalam sekejap mata, tiba-tiba Baekhyun sudah berhenti dihadapannya dan langsung menyapanya dengan kalimat, “Hai~ selamat pagi~! sudah siap berangkat?” disusul dengan suara kendaraannya yang terdengar lumayan keras. Namun bukannya suara nyaring mesin motor yang dikeluarkan oleh kendaraan itu, melainkan…

tok-otok-otok-otok-otok…

ditambah suara knalpotnya yang meledak tiap satu menit sekali.

Mendapati makhluk seperti apa yang dinaiki oleh Baekhyun, keringat dingin mulai bercucuran di pelipis Chanyeol . Pemuda itu tampak syok melihat penampilan motor butut di hadapannya—yakni sebuah motor tua keluaran tahun 70-an—dengan lampu depan berbentuk bulat dan tak ber-spion,  ditambah dengan cat bodi-nya yang sudah mengelupas disana-sini.

“Ck, kenapa malah bengong?” gerutu Baekhyun kesal karena Chanyeol terus memperhatikan motornya dengan mulut menganga. “Yah!! Nanti saja mengaguminya! nanti kita terlambat!” omelnya kemudian dengan nada yang menyebalkan, tidak menyadari jika sebenarnya dialah penyebab dari keterlambatan itu.

Akhirnya, Chanyeol hanya menurut saja dan menaiki jok belakang motor dengan separuh hati. Toh dia hanya akan berangkat ke sekolah saja menaiki motor butut ini, bukannya pergi hang-out ke tempat yang keren. Setelah membenarkan posisi duduknya, pemuda itu pun menerima sodoran helm dari Baekhyun dan memasangnya dengan asal-asalan.

.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

.

“Whoaah…! akhirnya sampai juga!!!”

Baekhyun memekik senang setibanya mereka di dekat areal sekolah, sementara Chanyeol yang diboncengnya hanya menarik napas lega. Tadi, setelah hampir menabrak sebuah gerobak sayur dan nyaris merobohkan gardu listrik di pinggir jalan, akhirnya kedua orang itu berhasil sampai dengan selamat di jalan raya dekat sekolah mereka tak kurang suatu apapun.

“Kau bilang, kau punya lisensi mengemudi??” omel Chanyeol sambil menjitak helm Baekhyun, sedangkan yang dijitak hanya mengaduh pelan.

“Ilegal, sih.” jawab Baekhyun separuh cengengesan, dan hal itu membuat Chanyeol memutar matanya. Namun tak selang beberapa lama, Chanyeol tiba-tiba mendelik lebar. Dia pun memukul-mukul pundak Baekhyun,  menyuruhnya temannya itu untuk segera berhenti.

“Ada apa?” Baekhyun yang agaknya menyadari gelagat aneh Chanyeol segera memelankan laju motornya, kemudian mengeremnya secara mendadak.

“Turunkan aku di sini!” perintah Chanyeol ketika melihat sosok Sumin di kejauhan. Tampaknya gadis itu juga baru tiba di sekolah, dan sekarang tengah berbincang-bincang dengan seorang temannya di samping gerbang. Baekhyun menatapnya aneh.

“Sepuluh meter lagi kita akan sampai dan tiba-tiba saja kau malah meminta turun. Sebenarnya  apa yang ada di pikiranmu itu?”

“Sudahlah!” sergah Chanyeol tidak sabar kemudian melepas helmnya dengan kasar, “pokoknya aku sampai di sini saja!” dia pun menyodorkan helmnya kepada Baekhyun.

“Dasar aneh..,”  Baekhyun hanya mengangkat bahunya sekilas lalu menyampirkan helm di cantolan motornya.  Setelah itu dia langsung tancap gas ke arah gerbang sekolah, meninggalkan kepulan asap di depan muka Chanyeol.

Sepeninggal Baekhyun, Chanyeol langsung menghela napasnya lega. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan jika Sumin mendapati dirinya berboncengan berdua saja dengan Baekhyun, menaiki motor butut keluaran lama, apalagi knalpotnya meledak tiap satu menit sekali. Ditambah lagi insiden yang terjadi kemarin sore benar-benar membuatnya malu, karena tiba-tiba saja dia mendapatkan hadiah ‘bersin’ ditengah-tengah posisinya yang romantis dengan gadis itu. Untungnya setelah itu Sumin mengucapkan terimakasih kepadanya, dan Chanyeol yang tidak menduganya hanya bisa terkaget-kaget sendiri, tapi disisi lain juga merasa senang.

Sambil setengah melamun, Chanyeol lalu memasuki gerbang sekolah dan langsung berjalan ke arah kelasnya, sambil sesekali kepalanya melongok kesana-sini mencari sosok Baek Sumin. Tapi sayangnya dia tidak menemukan sosok gadis itu dimanapun. Sepertinya Baek Sumin sudah masuk ke kelasnya sendiri karena takut terlambat.

Tanpa disadarinya, kakinya yang panjang itu telah menginjak permukaan ubin kelas, dan saat Chanyeol telah berdiri di dalam ruangan itu,  dia  dikagetkan oleh keadaan kelas yang begitu ramai. Padahal sepertinya dia sudah terlambat sepuluh menit, tapi tidak ada tanda-tanda siapapun yang duduk di meja guru.

Akhirnya dia memutuskan untuk menanyai salah satu temannya, seorang siswa berpipi gembil yang bernama Minseok.

Songsaenim belum datang?” tanya Chanyeol penasaran.

“Hah? kau tidak tahu?” Minseok bertanya balik, “Oh, benar juga, kau kan datang terlambat,” katanya kemudian dengan suara yang tidak begitu jelas karena mengunyah bakpao. “Begini,  tadi pagi ada pengumuman jika satu jam lagi seisi sekolah akan dipulangkan, karena ada salah satu staff kita yang meninggal.”

“Benarkah?” tanya Chanyeol separuh tidak percaya, dan langsung dibalas sebuah anggukan oleh Minseok. Kemudian pemuda yang lumayan tambun itu melanjutkan ritual makannya lagi.

”Ah…” Chanyeol tampak kecewa. Jika sekolah dipulangkan pagi, ada kemungkinan besar jika latihan drama mereka akan dibatalkan dan dia tidak bisa bertemu dengan gadis idamannya. Padahal, hubungannya dengan Sumin sepertinya sudah menampakkan sedikit kemajuan. Sedikit.

Dengan langkah gontai, Chanyeol pun berjalan lemas menuju bangkunya, kemudian membenamkan wajahnya sendiri di permukaan meja dan kembali melamun tanpa memperhatikan teman-teman sekelasnya yang masih ribut sendiri.

“YO!! hyung!!”

Tiba-tiba seseorang memekik keras di depan telinganya, dan dengan sukses membuatnya melonjak kaget hingga nyaris saja terjungkal dari bangkunya. Menyadari orang itu adalah Jongin, Chanyeol mencibir kesal, kemudian mengusap dadanya sendiri yang hampir copot itu. “Aissh… kau ini!”

Pemuda berkulit tan itu hanya menyeringai, lantas mendudukkan dirinya di  pinggiran meja . “Melamunkan perempuan lagi, heh?” godanya, “pasti melamunkan Baek Sumin.”

“Memang,” sahut Chanyeol malas, tidak berniat sama sekali untuk mengelaknya. “Sebenarnya aku sedikit kesal karena sekolah dipulangkan pagi,” lanjutnya dengan nada lesu.

Jongin menaikkan alisnya heran. “Hei, hei! kemanakah Chanyeol-hyung yang biasanya bersemangat itu? Ayo, sini! kita berkumpul saja dengan para anggota band!” ujarnya yang buru-buru melompat turun dari meja, kemudian menarik lengan Chanyeol dan membawanya keluar kelas. Ternyata, di koridor depan kelas sudah berkumpul semua temannya, minus Jongdae, dan Chanyeol pun langsung celingukan mencarinya.

“Jongdae sedang membeli jajan di kantin.” sahut Kyungsoo seolah mengerti pemikiran Chanyeol, membuat pemuda bertubuh tinggi itu mengangguk-angguk pelan.

“Hei, teman!” sapa Baekhyun riang, dia pun merangkul pundak Chanyeol dengan gaya sok akrab. “Ah~~ sepertinya ada yang sedang sedih karena tidak ada latihan drama…” godanya sambil membuat suara-suara aneh. Chanyeol mendengus kesal, tampak sangat terganggu, dan segera menyingkirkan lengan Baekhyun. Tapi memang dasarnya tidak sensitif, Baekhyun malah mengalungkan lengannya lagi di leher Chanyeol .

”Hei, Yeol, aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” ujar Baekhyun setengah berbisik, “nanti sore aku tidak bisa mengantarmu pulang karena harus pergi berbelanja dengan hyung-ku. Tapi tenang saja, besok-besok aku akan tetap menjemputmu,”

“He? begitukah? baguslah!” raut wajah Chanyeol seketika berubah lega, namun… “T—Tunggu! kau tidak perlu repot-repot menjemputku lagi!”  katanya kemudian dengan tampang horror, tapi sayangnya Baekhyun tidak menggubrisnya dan malah sibuk mengganggu Sehun.

“GUYYYYYYYSSSSS…!!!!” tiba-tiba terdengar seseorang berseru di balik tikungan koridor, membuat Chanyeol cs menoleh secara serempak dan mendapati Jongdae tengah berlari kencang ke arah mereka dengan napas terengah-engah.

“Ada apa? Kenapa?  jam berapa? siapa? Dimana?” berondong Baekhyun yang langsung celingukan ke segala arah begitu melihat kelakuan Jongdae yang tampak heboh.

“Ada apa hyung?” tanya Sehun dan Jongin nyaris bersamaan. Mereka semua menatap bingung ke arah Jongdae yang masih membungkuk-bungkuk mengatur napasnya, kemudian dikagetkan olehnya yang tiba-tiba saja melompat girang sambil mengacung-acungkan selembar brosur.

“Apa itu?” tanya Chanyeol penasaran, sementara Jongdae hanya menyeringai lebar.

“Hahahaha… kabar gembira untuk kita semua,”  ujarnya sambil terus melambai-lambaikan brosurnya, “Aku baru saja menemukan benda ini di mading sekolah, dan isinya tentang festival band musim panas!”

Jongin yang paling tersedot perhatiannya pun menatap hyung-nya itu dengan raut muka takjub. “Daebak!” serunya sambil beringsut mendekati Jongdae. “Sebaiknya kita cepat-cepat mendaftar saja. Band kita kan sudah lama menganggur,” usulnya yang langsung dibalas dengan anggukan mantap oleh Baekhyun dan Sehun, sedangkan Kyungsoo hanya diam saja. Lain lagi dengan Chanyeol, pemuda itu malah mengerutkan alisnya tidak setuju.

“Hei, hei! bagaimana bisa kalian memikirkan  itu? kita kan masih disibukkan dengan latihan drama!” protesnya tidak terima.

“Masih dua bulan lagi kok,”  timpal Jongdae sambil nyengir, kemudian menjejalkan brosur tadi di saku celananya. “Tenang saja, Chan. Kami tidak akan melupakan misi PCMMSBSS itu,” hiburnya karena mendapati Chanyeol yang mulai sewot.

“PCDSBSMM,” ralat Baekhyun cepat, dan Jongdae memutar matanya tidak peduli.

Whatever,”

Hyungdeul!” potong Jongin tiba-tiba,  membuat semua mata tertuju ke arahnya. “Sebenarnya ada yang ingin kukatakan mengenai band kita, eum... entah ini hanya perasaanku saja atau tidak, tapi apakah kalian menyadari jika band kita hanya terkenal di kalangan tetangga?”

Yang lainnya langsung melongo mendengar penuturan itu, dan tampaknya hanya Kyungsoo saja yang memiliki respon cepat.

“Tidak, yang kau katakan itu benar, Jongin. Band kita memang kurang publikasi,” lanjutnya  dengan intonasi datar.

“Bukan hanya kurang publikasi saja, mayoritas fans kita juga para ahjumma,” tambah Jongdae tidak mau kalah, beberapa saat kemudian dia pun mengelus dadanya miris.

“Ya, dan ditambah beberapa orang ajusshi,” timpal Baekhyun sedih. Dia pun berangkulan miris dengan Jongdae.

“Bukannya Jongdae-hyung sendiri yang menarik para ahjumma itu, ya?” gerutu Kai dengan suara keras. “setiap kali kita manggung kan penampilannya memang seperti lelaki penghibur.”

Mendengar komentar provokatif itu, kontan saja Jongdae mendelik marah. “Ya! Apa katamu tadi?!!!”

Sementara Kyungsoo yang bersandar di tembok koridor hanya memanggut pelan, “yang itu juga benar,”  ujarnya yang membuat  muka Jongdae langsung berubah mewek. “Keberadaan Jongdae menarik para ahjumma, dan keberadaan Baekhyun menarik para ajusshi.”

“HAH?!!” bentak Baekhyun kaget, sementara Chanyeol, Sehun, dan Jongin hanya tertawa tidak jelas. Dibentak begitu Kyungsoo tidak bereaksi apa-apa, bahkan sepertinya dia tidak menyadari jika perkataannya melukai Jongdae dan Baekhyun.

“Haishh…Kyungsoo kejam sekali,” rengek Baekhyun dan Jongdae pada akhirnya, dan lagi-lagi mereka berpelukan sedih.

“Jadi bagaimana?” tanya Chanyeol memastikan, “apa kita jadi mendaftar?”

Kelima temannya itu pun langsung mengangguk semangat, dan Kyungsoo lalu menambahkan, “untuk sementara waktu kita fokus saja dengan latihan drama. Tapi sesekali berlatih untuk acara band bolehlah,” ujarnya yang langsung disambut sorakan bahagia oleh teman-temannya.

“Yosh! jadi semuanya sudah diputuskan,” kata Jongin sambil merangkul pundak Sehun, “band kita akhirnya aktif lagi!”

“Dan jangan lupakan misi PCDSBSMM!!!” seru Baekhyun tidak nyambung, dia pun langsung ber-high-five ria dengan Jongdae. Chanyeol yang melihatnya hanya menepuk dahinya sendiri, tampaknya sedang merutuki kehidupan percintaannya yang sepertinya tidak akan berjalan mulus–karena kehadiran teman-temannya yang super berisik.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

Menatap lembaran kertas di hadapannya, Chanyeol hanya mengeluh pelan. Saat ini sudah nyaris tengah malam, tapi tugasnya mengaransemen lagu belum selesai juga. Rencananya lagu ini akan dipertontonkan dalam acara festival band—dia sendiri yang mengusulkan hal itu—dan ujung-ujungnya dia sendiri yang tertimpa sial untuk mengerjakannya.

Chanyeol lantas menghempaskan  punggungnya ke kepala kursi dan meregangkan otot-ototnya.  Dia pun melirik sisi meja yang lain, mendapati bendelan kertas kucel yang tergeletak begitu saja. Bendelan itu adalah naskah dramanya dan sama sekali belum disentuhnya semenjak pulang sekolah, padahal masih ada beberapa  line dialog yang belum dihapalnya.

Chanyeol mengeluh lagi. Sepertinya dia tidak bisa hidup dengan tenang untuk beberapa hari kedepan, mengingat tanggungannya yang sebanyak itu. Belum lagi dia sudah kelas tiga. Akhirnya karena merasa suntuk, pemuda itu pun cepat-cepat bangkit berdiri dari kursinya dan menghempaskan tubuhnya ke permukaan ranjang. Dan setelahnya dia berkali-kali mencoba  untuk tidur, namun sialnya kedua matanya itu seolah tidak mau diajak bekerjasama.

Membuang napas kesal, Chanyeol memutuskan untuk membuka chatroom saja, berharap mendapatkan hiburan dari teman-temannya yang super berisik. Diraihnya ponselnya yang berada di samping bantal itu, kemudian mulai mengetikkan sesuatu.  

Chanyeol

Yo, guys. Ada yang masih hidup?

Beberapa menit telah  berlalu. Tapi sayangnya belum ada juga yang membalas pesannya. Chanyeol tampak putus asa, dia pun meletakkan ponselnya kembali dan mencoba tidur lagi.

Tak lama berselang, tiba-tiba saja ponselnya bergetar pelan dan memuntahkan notifikasi balasan dari chatroom. Chanyeol cepat-cepat menyambarnya, membuka lockscreen-nya dengan gerakan kilat, kemudian langsung membacanya dengan tidak sabar.

Sehun

Ye, aku masih hidup.

Ada apa, hyung?

Chanyeol tersenyum lega setelah membaca chat dari Sehun, lantas mengetikkan jari untuk membalasnya.

Chanyeol

Aku butuh teman mengobrol 😦 Jadi bicaralah apa saja asal jangan membahas misi tidak jelas itu.

Sehun

Oh, baiklah, Hyung.

Masalahnya aku tidak tahu harus bicara apa.

Chanyeol

Haissshh………… >__

Ya sudah, lupakan saja.

Kau sedang apa? kenapa belum tidur?

Sehun

Aku sedang menonton film… Yah, kau tahu lah Hyung.

Chanyeol

Film apa?

Jongdae

Ah, Chanyeol pura-pura polos, masa tidak tahu film apa yang ditonton jam segini.

Chanyeol

Tch, si perusuh akhirnya muncul juga.

Film apa memang?

Tunggu! jangan-jangan…

Jongdae

Hohoho… Taruhan,  itu  pasti film XXX.

Sepertinya Sehun mulai nakal .

Sehun

Nakal apanya?

Aku sedang menonton film Naruto.  

Chanyeol

…………………………………

Jongdae

Aissssh, kukira film apa

Sehun

Pikiran kalian saja yang aneh-aneh :v

Kyungsoo

Kalian ini ribut seperti biasanya, ya.

Btw aku tidak melihat Baekhyun dan Jongin.

Jongdae

Kau merindukan mereka?

Katanya pulsa internet Baekhyun habis, jadi chat-nya tidak berfungsi.

Chanyeol

Pantas saja! dia kan biasanya selalu berisik, kupikir sudah tidur.

Kyungsoo

Bagaimana dengan Jongin? apa pulsanya habis juga?

Sehun

Oh, maaf aku baru membacanya.

Jongin sekarang ada di sebelahku, dia sedang membuka situs dating online sambil tertawa sendiri.

Jongdae

HAH?? dating online?

Chanyeol

Kira-kira untuk apa dia melakukannya -.-

Kyungsoo

………………………..

Kalian berdua ini memang jagonya aneh-aneh

Jongdae

Betul! dan semakin malam mereka semakin aneh. Harusnya cepat tidur saja

Jongin

Sejak kapan kau menggantikan Baekhyun-Hyung mengomel, Jongdae-Hyung?

Kyungsoo

Oh, akhirnya si Black Guy muncul juga

Chanyeol

Oi, Black Guy!

kau ini bukannya latihan band atau apa, malah membuka dating online

Jongin

😛

Aku hanya ingin menambah kenalan, Hyung

Chanyeol

Alah, banyak alasan!

Sehun

Sekedar info, tadi Jongin membuka dating online setelah mengeklik iklan seksi di browsernya.

Dia memang mesum sejati.

Kyungsoo

……………………………..

Jongin

HEI! Jangan membuka aibku, Yehet!

Kyungsoo

Sudah, sudah

Kenapa pembicaraan kita ini selalu kemana-mana?

Jongdae

Kyungsoo benar! kita disini kan sedang membicarakan misi PCMMSBSS-nya Chanyeol!

Chanyeol

Apa? siapa yang memutuskan begitu? Tolong jangan mulai lagi -.-

Jongdae

Yah, mumpung kalian semua sedang online, kenapa tidak sekalian saja dibicarakan :3

Tapi tidak ada Baekhyun rasanya tidak seru:(

Chanyeol

Masa bodoh. Aku mau tidur saja.

Jongdae

Hei, hei, jangan tidur dulu! dengarkan aku!

Kyungsoo

Aku juga mau tidur, bye.

Jongdae

Kyungsoo, sampai kau juga T_T

Jongin

Aku juga undur diri dulu, Hyung. Goodluck~!

Sehun

Sama, aku juga mau menonton film lagi.

Jongdae

Hei, hei, kenapa kalian malah kabur semua?!!

Jongdae

kalian, kembalilaaaaaah…!

Jongdae

Hiks, aku jadi rindu dengan Baekhyun T.T

Chanyeol tertawa-tawa sendiri setelah  membaca chat terakhir dari Jongdae. Sebenarnya dia belum benar-benar tertidur dan masih sibuk mengutak-atik ponselnya. Melihat keadaan Jongdae yang seperti itu, entah kenapa dia jadi sedikit kasihan juga. Tapi  sekali-kali tukang rumpi macam Jongdae dan Baekhyun memang perlu diberi pelajaran—minus Baekhyun tentunya—karena pulsa internetnya sedang habis, dan Chanyeol benar-benar penasaran temannya itu sedang apa.

Setelah puas tertawa, Chanyeol meletakkan ponselnya di sebelah bantal dan mencoba tidur lagi, dan kali ini usahanya berhasil karena matanya benar-benar lengket seperti lem tikus. Sepertinya satu jam bermain smartphone cukup membantunya, dan tak selang sepuluh menit kemudian pemuda itu pun tertidur dengan pulas.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

Besoknya, Chanyeol berjalan memasuki aula dengan tampang berseri-seri. Bagaimana tidak, hari ini dia akan bertemu lagi dengan gadis idamannya setelah  latihan drama kemarin ditiadakan,  karena bagi Chanyeol yang sekarang rasanya mau mati saja jika tidak bertemu dengan Sumin meskipun barang sehari.

Sesampainya di tengah-tengah aula, dia pun celingukan mencari teman-temannya, kemudian berhasil menemukan kepala Jongdae yang menyembul di tengah-tengah kerumunan.

“Oiii Kim Jongdae!” serunya sambil menghampiri deretan tribun, disana dia mendapati Jongdae, Baekhyun dan Kyungsoo yang tengah sibuk mengguntingi karton. Dia pun segera mendatangi mereka dan menyapa mereka.

“Sedang apa?” tanyanya sambil berjongkok di sebelah Baekhyun.

“Tentu saja menggunting karton!” sembur Baekhyun sinis, “kemana saja kau?!” bentaknya sambil mengacung-acungkan guntingnya ke muka Chanyeol. ”Ini sudah setengah jam  sejak Jongsuk-hyung menyuruh kita menggunting properti, tapi kau malah baru muncul sekarang!!”

Suara Baekhyun yang lumayan keras itu tampaknya membuat beberapa siswa menatap ke arah mereka, dan Jongdae yang sadar lingkungan pun segera menyikut rusuk Baekhyun. “Sssshh, jangan membuat malu, Baek!” tegurnya setengah berbisik, dan setelah itu pandangannya langsung beralih kepada Chanyeol.

“Hei Chan! sebaiknya kau tidak usah ikut menggunting, serahkan saja kepada kami!” hardik Jongdae saat melihat Chanyeol yang mulai meraih lembaran karton pertamanya. Dihardik begitu Chanyeol hanya menatapnya bingung, sementara Baekhyun langsung memekik kaget.

“Hah?! Mana bisa begitu?!” jerit Baekhyun dengan suara melengkingnya yang—lagi-lagi—membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya. “Masa yang mengerjakan ini hanya kita bertiga!!”

Jongdae memelototi Baekhyun hingga matanya nyaris keluar, “kau ini! ingin misi kita berjalan mulus atau tidak?!”

“Misi apa? Oh! benar juga, hahaha…!” Baekhyun hanya cengengesan, tersadar oleh misinya setelah didamprat oleh Jongdae. “Tapi, tunggu…kenapa dua orang itu lama sekali? apa mereka gagal menjalankan misi?” bisiknya pelan, namun Jongdae hanya mengangkat bahu.

Agaknya, Chanyeol yang menyadari gelagat aneh kedua temannya itupun langsung menatap mereka dengan ekspresi curiga. “Misi apalagi yang kalian buat itu?”

Bukannya segera menjawab, kedua manusia itu malah mengibaskan tangannya dengan muka menyebalkan. “Ada deh,” jawab mereka secara serempak, membuat Chanyeol gregetan sendiri dengan tingkah laku mereka. Akhirnya, karena kesal, Chanyeol menggeser duduknya ke arah Kyungsoo, dan baru menyadari jika Jongin dan Sehun tidak ada ditengah-tengah mereka.

“Kemana Jongin dan Sehun?” tanyanya kepada Kyungsoo, dan kepalanya mulai celingukan kemana-mana mencari kedua orang juniornya itu sambil sekalian mencari sosok Sumin. Namun sayangnya semua orang yang dicarinya tidak ada di dalam ruangan.

“Mereka berdua sedang menjalankan rencana bodoh yang disusun oleh Baekhyun dan Jongdae,” jawab Kyungsoo tidak begitu peduli, kepalanya tidak berpaling sama sekali dari kartonnya.

“Hah?? sampai mereka juga?” Chanyeol terlihat sangat kaget, “memangnya, apa yang–”

“HOIII! Hyungdeulll !!!”

Tiba-tiba sebuah seruan dari kejauhan memutus perkataannya, dan Chanyeol memutar kepalanya dengan kesal. Dia lantas menaikkan alisnya heran saat mendapati Jongin dan Sehun tengah berlari menghampiri mereka dengan raut wajah yang kelewat girang.

“Kabar baik, hyung! Misi kami sukses besar!” ujar Jongin setibanya di hadapan para Hyung-nya dengan tangan membentuk tanda peace, sementara Sehun yang ada di sebelahnya hanya terkekeh-kekeh pelan.

“Benarkah??” tanya Baekhyun dan Jongdae yang langsung berdiri dengan heboh dan menatap keduanya serius. “Bagaimana??”

“Yah,” Jongin menggosok-gosok hidungnya bangga, “Aku dan Sehun sudah berhasil meracuni bekal Myungsoo dengan obat pencahar, jadi kalian tidak perlu mengkhawatirkan tingkahnya yang doyan menempeli Sumin.”

“Betul!” tambah Sehun senang, “dan sekarang Myungsoo bolak-balik ke WC tiap lima menit sekali!”

Mendengar kabar bahagia itu, spontan saja Baekhyun dan Jongdae langsung bertukar pandang, dan keduanya pun menyeringai bersamaan.

“Kerja bagus!!” puji mereka tulus.

Chanyeol yang sejak tadi menyimak perbincangan busuk itu akhirnya tidak kuat lagi, dia pun mulai angkat bicara.

“Hei, hei! jadi misi yang kalian maksud adalah meracuni Myungsoo?!”

“Betul sekali!” sahut Baekhyun sambil menatapnya aneh, “Kenapa? kau keberatan?!”

“Tentu saja!” bentak Chanyeol kesal, “Bagaimana mungkin aku tidak keberatan, jika cara yang kalian lakukan itu selalu saja—”

“Semuanya!!! coba lihat arah jam 9!!” seru Sehun tiba-tiba dengan suara keras, dan–lagi-lagi–seruannya itu memutus perkataan Chanyeol di tengah jalan. Seolah tertarik dengan ucapan Sehun, keempat Hyung-nya termasuk Jongin segera menoleh cepat ke arah yang dimaksud.

Mereka mendapati sosok Baek Sumin yang tengah berjalan sambil membawa-bawa bendelan kertas, tampak baru saja memasuki pintu aula, dan kini sedang melangkah menuju tribun di sisi barat. Kabar baiknya, kali ini dia tidak diekor oleh makhluk bernama Myungsoo yang selalu menempelinya seperti parasit.

Chanyeol terbengong-bengong sendiri melihat penampakan gadis itu, dan tiba-tiba saja adegan di dalam bus kemarin lusa kembali berputar di benaknya–membuat pikirannya kosong seketika dalam waktu yang cukup lama. Menyadari kealpaan Chanyeol itu, Baekhyun yang merasa kesal pun langsung menghampirinya dan mengembalikannya ke dunia nyata.

“Hoi!” bentak Baekhyun sambil menyodok pantat Chanyeol dengan keras, “tunggu apalagi?! cepat ajak dia latihan mumpung sedang sendirian!!”

“Hah—?” Chanyeol hanya menggaruk-garuk kepalanya bingung dan tampak sangat bodoh, sementara Baekhyun masih dengan gigihnya mendorong-dorong punggungnya ke arah depan.

“Astaga,” Baekhyun memutar matanya, “Jangan melamun saja dan cepat pergi, atau kutampar mukamu itu!!” ancamnya kasar karena kesabarannya sudah mulai habis. Seketika Chanyeol langsung tersadar setelah mendengar ancaman mengerikan itu, dan seolah tidak memiliki pilihan lain, dia pun akhirnya menuruti perkataan Baekhyun.

Sambil berjalan pergi meninggalkan teman-temannya, pemuda bermarga Park itu lalu berusaha men-sugesti pikirannya sendiri demi kelancaran misi pendekatannya.“Kau pasti bisa, Park Chanyeol.” ujarnya menyemangati diri sendiri, sedangkan kakinya terus membawanya kepada sosok Sumin yang tengah berdiri di ujung lain aula.

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

Di waktu yang bersamaan, Sumin tampak sedang serius membolak-balik naskah dramanya. Gadis itu memang telah menghafal semua bagiannya, tapi sayangnya dia tidak pernah berkesempatan untuk mempraktekkan dialognya dengan lawan mainnya. Padahal apalah artinya sebuah drama tanpa adanya dialog yang nyata antar tokohnya. Tahu begini dia bermonolog saja.

“Sumin-ssi!” di tengah kemelut pikirannya, tiba-tiba saja Sumin teralihkan oleh sebuah suara berat yang memanggilnya. Saat dia menoleh, dia pun mendapati sosok sunbae-nya–yang juga merangkap sebagai lawan mainnya–telah berdiri di hadapannya sambil melempar tatapan ramah.

“Sumin-ssi, ayo kita berlatih bersama.” ajak Chanyeol dengan senyum mengembang, berusaha menutupi rasa gugupnya.

Sumin langsung menatap sunbae-nya itu dengan kedua alis terangkat. Apakah ini hanya kebetulan? pikir gadis itu sedikit heran, mengingat sejak awal dia memang berencana untuk mencari teman latihan.

“Ah, kebetulan aku juga sedang mencari teman untuk berlatih, sunbae.” jawabnya Sumin pada akhirnya, kemudian mulai beringsut mendekati pemuda itu. “dan aku bahkan tidak menduga jika yang datang adalah pemeran utamanya sendiri,” dia membalas senyuman Chanyeol tadi, dan membuat Chanyeol semakin salah tingkah.

Chanyeol akhirnya berdehem pelan untuk mencairkan suasana, kemudian dia mengangkat naskahnya ke depan wajahnya dan mulai membolak-balik halamannya karena tidak tahu harus melakukan apa.

“Jadi, kita mulai darimana?” tanya Chanyeol sedikit berbasa-basi.

Sumin menatap naskahnya sendiri, kemudian pandangannya tertuju kepada adegan yang terletak di halaman depan. “Dari awal saja, sunbae.” katanya dengan nada yakin, “ coba praktekkan adegan Toba saat dia menemukan seekor ikan,”

Mengangguk pelan, Chanyeol langsung mencoba mempraktekkan perannya. Dan dengan seksama, Sumin mulai  memperhatikan penampilan sunbae-nya itu. Mulai dari ekspresi wajahnya, warna suaranya, gerak-geriknya, bahkan sampai pada detail yang terkecil sekalipun. Saat dia telah mengakhiri perannya,  gadis itupun tampak begitu takjub dengan penjiwaan karakter Chanyeol yang sangat memukau, sama seperti ketika dia berlatih dengan Soojung dulu.

“Wah, sunbae memang hebat!” pujinya seraya bertepuk tangan kecil, “aku jadi minder karena tidak bisa berperan sebagus itu,”

Dipuji begitu dengan gadis idamannya agaknya Chanyeol jadi sedikit nge-fly, tapi pada akhirnya dia pun segera sadar diri dan kembali memfokuskan dirinya dengan kelanjutan naskah drama.

“Jangan merendah, Sumin-ssi. Apa yang aku pertontonkan ini tidaklah seberapa, dan aku yakin kau bisa lebih hebat dariku. Nah, sekarang ayo kita dengarkan bagianmu!” ujar Chanyeol kemudian sambil setengah menyemangati, sedangkan wajahnya tampak begitu antusias. sepertinya dia tidak sabar untuk segera menyaksikan gadis itu memerankan bagiannya.

Sumin mengangguk pelan, dan setelah menatap naskahnya sendiri dalam waktu yang cukup lama, dia lalu mulai mempraktekkan bagiannya sendiri. Melihat Sumin yang tampak serius dan berusaha menjiwai perannya itu, Chanyeol  hanya tersenyum-senyum sendiri seperti orang bodoh, dia tidak pernah bermimpi bisa berada sedekat ini dengan gadis itu. Apalagi hanya berdua saja dengannya tanpa adanya kehadiran pengganggu seperti Myungsoo dan teman-temannya.

Namun rupanya kebahagiaan itu tidak bertahan lama, karena tiba-tiba saja seseorang menepuk pantatnya dengan keras, dan nyaris membuatnya menjerit kencang kalau saja tidak ditahan oleh rasa gengsinya. Saat mendapati pelakunya ternyata adalah Baekhyun, dia pun langsung mengomeli temannya itu dan tampak sangat kesal karena Baekhyun telah mengusik acaranya–apalagi menepuk bokongnya dengan sangat lancang.

“Yah!! apa yang kau lakukan di sini, Byun?!”

Dibentak begitu, Baekhyun hanya melempar senyum tidak jelas. Dia lalu menatap ke arah Sumin dan menyapanya sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya lagi kepada Chanyeol.

“Aku hanya ingin berpamitan padamu, Chan,” ujarnya sambil berbisik pelan, “Setelah ini aku harus pergi dengan yang lainnya untuk mengganti senar bass Sehun, jadi kupikir kau harus meneruskan sendiri misinya.” dia menurunkan volume suaranya sambil sesekali mencuri pandang ke arah Sumin. ”dan lagi-lagi, aku tidak bisa mengantarmu pulang naik motor, hehe. Mianhae…” tambahnya kemudian dengan cengiran lebar.

Kemudian tanpa memberi kesempatan bagi Chanyeol untuk membalas perkataannya, pemuda bertubuh kecil itu langsung hengkang dari tempatnya dan menghampiri para anggota band yang lainnya. Saat sosok temannya itu telah menjauh, Chanyeol hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengerti .

“Apa-apaan itu?” komentar Chanyeol sambil mengangkat bahunya sendiri, “mengganti senar bass saja harus ramai-ramai,”

“Sunbae,” tegur Sumin tiba-tiba, mengagetkan Chanyeol yang sejak tadi sibuk bergumam sendiri. “bisakah kita lanjutkan lagi latihannya?”

.

.

~ FLECHAZO ~

.

.

Hari semakin gelap, sekolah semakin sepi, dan beberapa lampu di gedung aula sudah mulai dipadamkan. Sebagian besar siswa yang tadinya berada disana telah beranjak pulang ke rumah masing-masing, namun rupanya masih ada beberapa anak yang keterusan berlatih dan keranjingan merakit properti drama—sampai-sampai satpam sekolah harus turun tangan untuk mengusir mereka.

Di antara anak-anak yang lupa waktu itu, Sumin dan Chanyeol juga masih tampak berlatih, dan saat gemerincing rantai gembok tertangkap oleh telinga mereka, barulah kedua orang itu bergegas menghampiri pintu aula.

“Cepat! aku akan menggemboknya!” seru si satpam sekolah pada keduanya, membuat Chanyeol dan Sumin segera mempercepat lari mereka. Dan sesampainya di depan pintu masuk, keduanya langsung membungkuk minta maaf karena lupa waktu. Si satpam pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tidak terasa kita sudah berlatih lama,” komentar Chanyeol saat dirinya dan Sumin telah berada di gerbang sekolah. “Aku benar-benar menikmatinya, Sumin-ssi. Terimakasih.”

Sumin tersenyum tipis, “Aku juga, sunbae. Dan terimakasih juga telah mengajariku banyak hal.”

“Sama-sama,” Chanyeol menyeringai lebar, “kalau begitu aku pulang dulu,” pamitnya kemudian sambil melambaikan tangannya dan berbalik pergi. Namun sebelum dia sempat hengkang dari hadapan Sumin, tiba-tiba saja perutnya berbunyi dengan nyaring.

“Kau lapar, sunbae?” tegur Sumin yang tampak prihatin, dan seketika itu juga muka Chanyeol berubah seperti kepiting rebus. Bagaimana bisa perutnya berbunyi pada momen-momen seperti ini? Padahal dia baru saja membalikkan badannya dengan gaya yang keren, tapi…ah, kenyataan memang sering berkata lain.

“Y—ye,” Chanyeol menjawabnya dengan sedikit tergagap. “Sepertinya aku harus mengunjungi minimarket dulu untuk membeli makanan,” tanpa sadar tangannya bergerak sendiri merogoh saku belakang celananya dan berusaha mengecek keberadaan dompetnya. Namun sayangnya–sedalam apapun dia merogoh–benda itu  tidak dapat ditemukan dimanapun.

Menyadari benda berharganya telah lenyap, wajah Chanyeol seketika berubah pucat pasi dan dia pun berkeringat dingin.

“Ada apa?” tanya Sumin yang tampak penasaran dengan tingkah aneh Chanyeol dan segera menghampirinya, sementara Chanyeol masih disibukkan dengan acaranya menggeledah isi kantong.

“Dompetku hilang,” ujar Chanyeol lesu dengan wajah putus asa.

“Bagaimana bisa?” Sumin menatapnya heran, “mungkin tertinggal di dalam aula.”

“Entahlah,” balas Chanyeol seraya menggelengkan kepalanya.  “Sepertinya kucari besok saja, karena gedung aula sudah terkunci.”

Tepat setelah itu, tiba-tiba ponsel di saku celana Chanyeol bergetar. Pemuda itu pun segera mengeluarkan benda persegi tersebut dan mulai membaca pesan yang tertera di layarnya.

You Got 1 New Message

From: Baekhyun

Tidak usah mencari dompetmu, karena aku yang mencurinya.

“Hah?!!!” Chanyeol berseru kaget seusainya membaca pesan singkat itu,  mengagetkan Sumin yang berdiri di hadapannya.“Ah, Maaf,” ujarnya sekilas, kemudian memusatkan perhatiannya kembali pada ponselnya dan mulai mengetikkan balasan SMS.

From: Chanyeol

Dasar kurang ajar!

Jangan-jangan kau mengambilnya saat memukul pantatku tadi.

Bagus, sekarang aku tidak bisa membeli makanan dan membayar ongkos bus.

From: Baekhyun

Kekekeke~  jangan marah, anggap saja ini bagian dari rencanaku.

From: Chanyeol

Hah, rencanamu? Kupikir kau melakukannya hanya karena iseng. Dan rencana busuk apalagi itu?

From: Baekhyun

Haishh, kau ini bodoh atau apa?!

Jika dompetmu menghilang, maka pilihanmu hanya ada 2. Pulang dengan gadis itu, atau pulang berjalan kaki!

From: Chanyeol

APA?! Yang benar saja! kembalikan dompetku!

.

Menyadari Baekhyun tidak membalas pesannya lagi, Chanyeol langsung mengerang frustasi. Temannya yang satu itu benar-benar sudah gila. Entah setan apa yang telah merasuki Baekhyun hingga dia tega mencuri dompet Chanyeol dan membuatnya berada di dalam posisi sesulit ini.

Mendengus kesal, Chanyeol lantas mengembalikan ponselnya ke dalam saku celana dengan kasar. Dia benar-benar tidak mengerti dengan isi kepala Baekhyun. Dan saat dia menolehkan kepalanya ke arah samping, dia mendapati sosok Sumin yang telah berdiri di sebelahnya dan menatapnya aneh.

“Ah, itu…” Chanyeol menatap Sumin tidak enak, “aku baru saja mendapat SMS dari temanku, dan katanya dompetku terbawa olehnya.” jelasnya yang tanpa diminta.

“Oh,” Sumin menatap Chanyeol dengan kedua alis terangkat, dan detik berikutnya ekspresinya langsung berubah lega. “Syukurlah,” gumam gadis itu.

“Tapi masalahnya, aku tidak punya uang untuk membayar ongkos bus,” lanjut Chanyeol dengan wajah melasnya. “Jadi–”

“Biar aku saja yang membayarinya.” potong Sumin tiba-tiba. “rumahku searah dengan sunbae, jadi kita bisa naik bus bersama dan aku yang akan membayar ongkosnya.”

Mendengar penawaran gadis itu, seketika itu juga Chanyeol langsung membeku di tempatnya. Apa dia tidak salah dengar? tadi Baek Sumin bilang dia ingin  pulang bersamanya dan membayari ongkos busnya. Apa itu benar?

“Kau yakin?” Chanyeol kembali memastikannya sambil menelan ludahnya yang terasa mengering. “Kau tidak perlu repot-repot melakukannya, Sumin-ssi. Karena aku bisa pulang berjalan kaki,” tolaknya dengan halus. Bagaimana bisa dia menerima tawaran tersebut? bisa-bisa martabatnya sebagai seorang lelaki langsung hancur seketika.

“Repot bagaimana?” Sumin memandangnya heran, seolah-olah Chanyeol baru saja mengatakan sesuatu yang aneh. “Kalau aku meninggalkan sunbae disini saja dan membiarkan sunbae berjalan kaki, aku akan merasa sangat berdosa. Sudahlah, terima saja tawaran ini.”

Karena sikap Sumin yang terus bersikeras, tampaknya Chanyeol tidak memiliki pilihan yang lain. Pemuda itu juga tidak memiliki alasan yang jelas untuk menolaknya, dan karena hari sudah semakin malam, dia pun akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.

Tampak puas, Sumin hanya tersenyum tipis, kemudian gadis itu berjalan lurus menyusuri pinggiran jalan bersama Chanyeol yang tengah menjajarinya sambil menggaruk-garuk tengkuknya canggung. Mereka lalu menghampiri sebuah halte bus di persimpangan jalan, kemudian segera menaiki sebuah bus yang kebetulan baru saja berhenti.

Mengambil duduk di deretan belakang, kedua orang itu kembali mengulangi adegan mereka kemarin lusa–yaitu hanya duduk tenang tanpa bersuara–dan tanpa adanya sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Sepertinya Sumin nyaman-nyaman saja dengan keadaan yang hening itu, karena pada dasarnya dia memang gadis yang pendiam dan tidak pernah berusaha untuk memulai sebuah topik. Namun lain halnya dengan Chanyeol, karena sejak tadi pemuda bertelinga lebar itu terus bergerak-gerak gelisah di tempatnya. Bahkan beberapa kali mulutnya terbuka sendiri seolah-olah hendak mengatakan sesuatu, tapi segera diurungkannya niatnya itu. Chanyeol memang tidak suka dengan suasana yang canggung,  dan bagaimanapun caranya, dia harus meruntuhkan kebekuan yang ada di antara mereka. Sayangnya, dia belum menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan pada gadis itu.

Diam-diam, Sumin memperhatikan tingkah laku Chanyeol dengan sudut matanya, dan agaknya terheran-heran sendiri dengan gelagat Chanyeol yang aneh.

“Sunbae ingin mengatakan sesuatu?”

“H–He?” Chanyeol menolehkan kepalanya kaget saat Sumin memergoki tingkah anehnya. “Ehm, anu, itu….”

“Anu apa?” potong Sumin tidak sabar, sementara kedua matanya menatap Chanyeol lekat.

“Anu, itu…” Chanyeol menggosok hidungnya, “aku sedang memikirkan sebuah cara untuk membalasmu, Sumin-ssi.” jawabnya dengan asal, kemudian dia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Mendengar pernyataan itu, Sumin tiba-tiba tertawa kecil, dan gadis itu lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Astaga, sunbae. Hari ini aku menolongmu untuk membalas perbuatanmu yang kemarin lusa, dan sekarang kau memikirkan sesuatu untuk membalasnya lagi?” ujarnya yang masih dihias sisa tawanya. “kalau begini terus, tidak akan ada habisnya.”

Chanyeol jadi ikut tertawa mendengarnya. “kau benar juga, Sumin-ssi.” Katanya dengan bahu naik-turun, “tapi biarkan saja, hidup ini kan memang perlu tolong-menolong.”

Sumin terkekeh geli.  “Lantas, apa yang ingin sunbae lakukan?”

Pertanyaan itu dengan suksesnya membuat Chanyeol terdiam. Hening lalu tercipta di antara mereka, karena pemuda itu tampak sedang berpikir keras.

“Ah!” tiba-tiba Chanyeol menjentikkan jarinya, “kau tahu persimpangan jalan di dekat minimarket tempat kita bertemu dulu, Sumin-ssi?” ujarnya dengan pikiran menerawang, “kudengar di sana baru saja dibuka sebuah cafe, dan aku berencana untuk mengunjunginya dalam waktu dekat ini. Bagaimana kalau kita pergi bersama? aku akan mentraktirmu,” ajaknya kemudian dengan perasaan yang sedikit harap-harap cemas. Di dalam hatinya, Chanyeol langsung berkomat-kamit membaca doa, agar permintaannya itu tidak terdengar terlalu terang-terangan dan berkesan aneh.

Sekarang giliran sumin yang terdiam dan berpikir keras. Gadis itu tampak menimbang-nimbang ajakan dari Chanyeol, dan beberapa saat kemudian dia pun menjawabnya dengan anggukan pelan, menyetujui usul itu.

“Baiklah, sunbae.” ucapnya yang langsung diikuti oleh helaan napas lega dari Chanyeol. Chanyeol lalu tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya yang rapi, dan mengacungkan jempolnya kepada gadis itu.

“Terimakasih, Sumin-ssi. Kau tidak akan menyesalinya.”

Tanpa mereka sadari, bus yang mereka tumpangi telah berhenti di sebuah halte tempat Chanyeol biasa turun. Dengan berat hati, Chanyeol segera bangkit berdiri setelah mengemasi barang bawaannya, dan sebelum dia sempat beranjak dari tempatnya, tiba-tiba dia menyadari sesuatu dan langsung merogoh saku celananya.

“Boleh kuminta nomormu, Sumin-ssi?” kata Chanyeol sambil menyodorkan ponselnya ke arah Sumin, “Jika sewaktu-waktu aku butuh menghubungimu,” dan detik berikutnya, dia baru teringat jika dulunya Sehun dan Baekhyun pernah mengerjai nomor gadis itu.

Chanyeol langsung menelan ludahnya gugup. “Ehm, tapi kalau kau keberatan–” sergahnya dengan perasaan tidak enak, tapi ternyata Sumin telah mengambil ponselnya dan kini sedang terlihat mengetikkan sesuatu. Setelah itu, gadis itu mengembalikan ponselnya lagi.

“Nomornya sudah kusimpan di dalam phonebook, dan tolong jangan menyebarkannya kepada teman-temanmu, sunbae.” ucapnya tersenyum tipis, namun nadanya terdengar begitu mengancam.

“Ah, y–ye,” Chanyeol membalasnya dengan canggung. Dan setelah itu, dia segera mengantongi ponselnya, kemudian beranjak pergi menghampiri pintu depan bus.

“Aku duluan, Sumin-ssi.” pamit Chanyeol seraya melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

“Ya.” jawab Sumin singkat.

Saat kedua kaki Chanyeol telah berpijak dengan sempurna di atas trotoar, mesin bus yang tadi ditumpanginya kembali menyala, diikuti dengan pintunya yang bergeser menutup secara otomatis. Dan kemudian, kendaraan raksasa itu pun mulai melaju menuju pemberhentian berikutnya.

_____________

To be Continued

_____________

A/N: Hai semuanya 😀 Salam kenal, Avy 96 line. Mohon maaf sebesar-besarnya karena keterlambatan chapter ini. Seharusnya tadi pagi udah bisa di post, tapi karena ada acara akhirnya saya post malem-malem 😦  dan maaf juga karena ada beberapa plot / dialog yang rada maksa, waktu ngetik fanfic ini saya bener2 buntu, apalagi saya pengen banget menghidupkan band-nya Chanyeol cs yang memang nggak ada baunya itu, wkwkwk… jadi beginilah hasilnya.

Sebenernya udah berniat nambahin adegan mereka waktu lagi manggung di perumahan, plus nampangin bapaknya Sumin yang pedo itu (demi mbok Zul) tapi karena nanti jadinya terlalu panjang dan takutnya semakin molor, akhirnya endingnya cukup sampai disitu saja. Dan sepertinya semakin kebawah juga semakin maksa, ya? :”(  (produk gagal) . Alurnya Sumin x Chanyeol disini juga dicepetin, sudah nggak sanggup lagi sama hubungan mereka yang ga ada kemajuan. pokoknya selamat berkencan ya, Pak Cahyo. wkwkwk…

Disini ketambahan cast lagi, Minseok sama Ji Changwook yang main di drama healer itu, kali aja ada yang mau nambahin Hyung-nya Baekhyun ke dalam cerita. Dan menurutku si Ji Changwook itu mirip2 dikit sama Baekhyun, semacam versi tua-nya 😛

Sekali lagi maafkan daku, dan kalau ada kritik dan saran yang lain jangan sungkan2 untuk berkomentar, karena aku memang masih butuh banyak belajar 😀 mungkin nantinya juga bisa diedit lagi tanpa merubah plot chapter ini.

NB: semangat buat mbak Mee, dan maafkan daku karena bikin chapter yg aneh kkkk~

Komen, please? (lambai2 kutang Chanyeol)

79 thoughts on “[FF Berantai] Flechazo : Comeback

  1. Kepribadian ganda si Sumin!!! Jeng jeng jeng
    Problem Baek ambek Chan humu iki dadi wajib gawe setiap author y. Wkwkwkw. Yok opo lek Baek gendak an ambek mbak E ChanYeol ae? Utowo Kim JiWon? Wkwkwkwk. Omong2 motor antik, aku maleh eling motor antik e Kuda nil berjenggot serigala. Sumpah motor e kyok tek Iwed, sayang aku gag oleh numpak i nang arek e. Btw suara2 aneh e BaekHyun oku opo? Wkwkwkwkw (bocah gendeng). Ajegila bujuku mbok dadekno bahan penarik minat dan bakat emak-emak, tai kao. Wkwkwkwk. Bengi2 SeHun paleng nonton Miranda Kerr, huwaerrrr. Meski pun endinge radak maksa tapi oke lah, aku faham kok tekanan batin pedagang es lilin. Wkwkwk. Mugo2 wae permasalahan bapak Pedo ada yang minat dan diselesaikan. Sumfeh penasaran binggo.

    • Wkwkwk. Iyo, wajib. Guduk sunnah. Walah si baek kok dipacakno ambek tante2, engkok mesakne oom2 pedo sing ngefans karo baekhyun :v
      Kandani ngkok cenglu bareng kok, mbek nggawe helm cibuk. Jiambuuu miranda kerr rek, koyoke sehun ancen wes mulai dewasa wkwkwk
      aminnn, aku ngene nge-php tok yo, jare kate nglebokno pedo tapi gasido. Iyo mbok , gara2 dagang es lilin iku aku dadi lupa diri kate ngepost 😦

      • Miranda Kerr maen 50 Shades ambek Sehun. Huwaaarrrrrrr
        Btw seng tak maksud iku Chem guduk Baek, huasem kao Chil.

  2. ah eman ganok ceritane bapake Sumin *btw aku kok interest bgt yo ambek bapake Sumin XD*
    dungakno ndk next chapter bapake Sumin jadian ambek Baekhyun kwkw

  3. Chanyeol udah berani ya di chptr ini,hehehe
    udh bsa ngajak kencan sm mintak nomor hp,ngajak latihan bareng lgi
    tpi itu kok baekhyun cs jahat bgt ya,,myungsoo sampe di racunin gtu
    pti gooluck deh buat kencannya nanti,
    krystal sm minhyuk kemna tuh hilangnya?
    yg jelas d tungguin nextnya,keep writing yaa

    • Ho oh, udah bosen jadi pecundang dia. Sekali2 manly bolehlah wkwkwk
      Baekhyun cs memang menghalalkan segala cara 😀
      oh iya, aku melupakan 2 anak manusia itu u_u
      thanks ya udah read n comment ~

  4. Ohoooo… paling seneng aku pas baca bagian akhir,
    akhirnyaaaa mereka udah tukeran nomor handphone, pulang bareng dan ada pertemuan selanjutnya,
    meskipun ide mereka bisa dibilang aneh dan gila tapi akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan.
    Hhahaha

    Lagi, Vy, favorit banget bagian Yura bangunin Chanyeol tidur gara2 ada telfon berturut2 dari BBH, hahahha aku bisa merasakan auranya,
    dan tolong itu adegan ke sekeolah bareng pake motor tua berasa jadi adegan2 di FTV,
    beneran deh Vy, setengah fanfic kamu aku berasa lagi nonton ftv, aura fanficnya keluar lagi pas udah bagian akhir, /tolong jangan bunuh aku/

    but i love it!
    dan btw nambah beban selanjutnya, festival band mereka,
    duh,
    belom lagi drama mereka, kapan mereka pentasnya?
    terus itu kakak Baekhyun namanya Changwook? tolong Vy, kamu korban healer kah XD
    hahaha

    sudah lah dicukupkan sekian aja,
    semngat untuk author selanjutnya
    -bye.

    • Ide nya sapa yg aneh dan gila? Baek cs kah?

      Wkwkwk yaallah tega bener teh disamain ama ftv, padahal chanbaek jauh lebih mesra dibanding pasangan2 maksa di sinetron begituan t.t
      pentasnya aku beneran nge blank teh, maafkeun daku, yg ada malah pengen mennghidupin bandnya chanyeol wkwkwk… nanti pentasnya pas giliran teteh aja, sekalian ditambahin bapaknya sumin yg pedo itu /plak
      Iya aku korban healer, dan pertama kali liat si changwook entah knp aku jd keinget baekhyun, wkwkwk… plus ada campuran2-nya changmin tvxq
      Thanks buat komennya yg heboh teh 😀 hooh, semangat buat author berikutnya!

  5. Kak ini rasanya partt yang paling panjang dan enak dibaca banget :3
    Suka banget disini Chanyeol banyak kemajuan, udah pulang bareng, ga sengaja pegang tangan Sumin, latihan drama bareng, tukeran nomer hp… kemajuan pesat kak! xD oiya mudah mudah janji ketemuan di cafe ga sia-sia nih 🙂
    Elah Baekhyun dkk emang selalu bikin ketawa tiap part, bandnya aktif ketambahan lagi nih kerjaannya, semangat kakak author selanjutnyaa 😀
    Keren kak! ;D

    • Hehe, iya. Part nya panjang banget ya? Habisnya aku terlambat ngepost, jadi sekalian aja dibanyakin. Wkwkwk itu pegang tangannya emang disengaja tapi separo sadar 😀
      Ho oh, jd ga enak sama author berikutnya soalnya ketambahan topik lagi, tapi untungnya jadwal mereka manggung masih lama.
      thanks ya udh mampir ~

  6. ah, sumpah chapter ini rame bangeeeet!!! aku sampe ketawa-ketiwi sendiri di dalam kamar. bahasanya enak dan mudah dicerna banget, jadi isi cerita sama plotnya langsung bisa aku kunyah dengan mudah, dan emmm enak banget!!

    sumpah suka banget chapter ini, apalagi hubungan sumin dan chanyeol yang kian hari kian dekat sampe mereka sekarang tukeran nomer henpon, huhu. apa yang terjadi lagi selanjutnya ya??? ada insiden misscall-misscallan kah? hehe

    tapi, sumpah aku gak kepikiran buat ngembangin ide cerita yang festival band itu..huhu, harus lebih diramein lagi kayaknya, dan aku udah mikirin dri sekarang mau difokusin ke kehidupannya sumin.

    pokoknya aku suka tulisan kamuuu, apalagi pas bagian humor chanyeol dan teman-temannya. dan lagi, kedekatan baekhyun dan chanyeol juga semakin kentara ya disini..kebayang banget konyolnya mereka berdua kalo lagi barengan ^^.
    selamat ya telah meretas tugasnya dengan baik, tetap semangat dan terus menulis!! 😀

    • Maaf lho mbak irma aku baru bales. Kayak Yupi aja mbak dikunyah-kuyah, wkwkwk. Waduh, kalo miscall2an kok aku jadi inget pelm horror yak, nanti mereka misscall2 tgh maleman gitu ×_×
      Wah, bagus itu mbak, selama ini kan sumin kurang publikasi. Semangat nulis lanjutannya! Hohoho… yg band itu dilempar aja ke author setelahnya -ketawa jahat- tapi sebenernya nggak usah diceritain jg gpp itu festival band gak penting banget kekeke~
      Thanks mbaknya ♥

  7. AHOOYYY KAKAAAKKKK *0*
    Pertama-tama, aku mau minta maap soal keterlambatan ini karena baru punya paket lalala/? (✿´‿`)

    Daaannnn…… AKU SUKA BANGET CHAPTER INI ASTAGAAAAAA ><
    Duh nangkep banget lucunya, dan itu Chanyeol ama Sumin juga uda pedekate lebih jauh hahah XD
    Aduh, pokoknya terbaik deh kak!
    Engga ngecewain, pokoknya pas banget hahah 😄

    • Ahoyy cha. Wkwkwk, aku juga sering kehabisan paket. Kayak susah awet gitu klo udh masalah paketan internet -tunjuk2 baekhyun-
      Haha, makasih cha, semangat buat bagianmu nanti ya 😀

      • Duuh iyaa kak XD
        Penyebab utamanya kan gegara si cabai yang satu itu/? XD
        Hahah iyaa kak, makasiii XD

  8. Gue bingung sama sumin kok pendiem banget sih :/ , kesian kan chaneol jadi kek org bego di buattttnye , sekai yawlaa tuh dua anak makan ape sih -__- :v baekhyun lama2 minta di ulek nih :v

  9. cieeeeee akhirnya chanyeol bakal ngedate juga sama sumi. setelah sekian lama. wah kudu tumpengan nih. atau ga bikin bubur merah putih hahaha
    ga ada yg bisa aku komenin lg dari bagian ini. udah bagus menurutku. penulisan, alurnya jg ga kecepetan kok. pas lah porsinya, ga berlebihan ga kekurangan. cuma agak gemes aja sama si byunbaek, dia terlalu berisik. pengen aku lakban aja rasanya mulut dia abis itu aku bawa pulang *lah
    next ngarepin si chanyeol langsung nembak sumin aja hahaha

    • Waduh, pake bubur merah putih segala macem hari kemerdekaan @_@ di pesenin aja ke haji sulam si tukang bubur naek haji itu, hahaha. Yang asli kan juga bikin gemes mbak Baekhyun nya. Hobi kisruhin member lain wkwkwk…
      ho oh , semoga ada kemajuan lebih lanjut. Thanks mbak irn 😀

  10. ciyee chan udah makin deket 😀 hahaha temen-temennya itu loh apa banget 😀 haha iya aja chan gamau ikut baek, motornya gitu XD

  11. Hai hai maaf baru sempet komentar nih, huaaa rencana mereka makin aneh2 aja tp syukurlah akhirnya yeol mulai ada perkembangan. Astaga Changwook? ini kepikiran dari mana yah hehehe bang Healer ikut nampang aja nih
    siip tinggal nunggu jadiannya nih

  12. astaga vy aku baru kesini setelah beberapa dekade reblog doang. dan yah. akhirnya aku juga sempetin baca. haha sorry for this.

    sumpah bagian kamu ini menarik banget. XD aku ngakak dan nyengir ga berhenti mulai awal sampai akhir. dan woww sumpah ini fanfic panjang banget. haha
    aku paling suka sama bagian baekhyun dan motor bututnya. tawaku pecah. sumpah. dia nista banget di bayanganku dan aku terus saja meratapi nasib park chanyeol.
    dari semua karakter di chapter ini. entah kenapa aku suka sekali dengan park yoora. haha kejam sekali dia. XD
    anyway, selamat sudah menyelesaikan misimu ini. sampai bertemu di projek2 lainnya lain kali vy ^^V

    • Hiks, aku gelisah menantimu lho mbak, rasanya kayak lagi di friendzone sama nutella. Gelisah binggo pokoknya, wkwkwwk.(opo-opoan iki)
      Ini bonus mbak, soalnya telat ngepostku parah. Apalagi author yg kemarennya juga ngilang, hohoho.
      Eh tapi beneran lho mbak, baekhyun itu cocok binggo sama motor2 begituan. Abis aku bayangin dia naik mobil sport nggak pantes banget, unyuan naek skuter ato motor2 kuno, wkwkwk. Thanks kunjungannya mbak, dan mau dong kalo ada projek lagehh 😆

      • iya vy XD sepakat sekali sama kamu. tubuh kerempeng macam dia pantesnya motor kuno. bukannya motor gede semacam ninja atau semacamnya XD.
        yep. lain kali kalau ada waktu bikin projek bersama lagi semacam ini 🙂

  13. Setelah reblog chapter ini seminggu yang lalu, akhirnya aku baru sempet baca sekarang padahal selanjutnya adalah giliranku buat nulis T.T
    Salahkan tugas-tugas itu T_T
    Aku setuju sama kamu, kayaknya emang hubungannya Sumin sama Chanyeol perlu diberikan dorongan lebih karena dari dulu kayak jalan di tempat aja..
    Okelah, aku gak tau harus komentar apa lagi… yang jelas, chapter ini ngasih banyak kemudahan juga buatku, dan kayaknya aku harus undur diri buat mulai nulis chapter selanjutnya.. thanks buat kamu 🙂 :*

    • Belom libur kuliah mbak? Tega amat yg ngasih tugas, eksploitasi itu namanya, wkwkwk.
      Aszeggg, bagian mbak mee jg kemajuan banget, semoga pak cahyo yang cemen itu segera menunaikan tugasnya. Sama2 mbak 😀

  14. Ketawa dari awal sampe akhir baca ini yaampun…
    Wah, kemajuan mereka cukup pesat nih, janjiannya smoga ga kacau deh.

  15. Okeey i know this is too late, maap karena aku udah telat (banget) buat mengingat lagi kalau kita ada project ff berantai. Saking sibuknya ujian kmrn yg diikuti liburan panjang and lots of stuff, bru skrg deh sempet baca lnjutan ff ini lg. This chapter is awesome, panjang, dan fresh bgt. Thumbs up (y) well aku gbisa ngoceh pnjang krn buru2 pengen baca lnjutannya.

  16. halo kak Vy~ maaf ya baru bisa baca milikmu beberapa hari setelah keluarnya FF ini, moodku hilang begitu saja TT jadi aku tidak bisa membacanya langsung TT
    Adegan Baekhyun dan Chanyeol yang menurutku menarik XD its awasome scene ❤
    apalagi yang bisa kubilang ya? '-' aku akan lanjut ceritanya oke?
    SEMANGAT!

  17. […] Clueless || Drama || Puzzled || The Other Side || Ups || Heart Attack || Suddenly || Crazy Plan || Comeback || Unofficial || Tell You || The Answer || Complicated || Game […]

  18. Acieehh akhirnya Chanyeol ada kemajuan juga ngedektin si Sumin.. dan ciee dapet no ponselnyaa wkwkss..

    Oh yaa ngakak bgt pas si byunbaek dteng bawa motor begituan, sama respon chanyeol yang klo djemput baekhyun haha dsaarrr pengen gua karungin tuh anak..

Leave a comment